Uplifting the Lives and Livelihoods of Those in Need
At DBS Foundation, we are committed to supporting vulnerable segments so that those with the fewest resources are not denied the opportunity to improve their circumstances and face the future with confidence.
● Buat Beberapa Rekening Tabungan
Tips lain yang bisa kamu terapkan adalah buat beberapa rekening tabungan. Jika kamu ingin mencapai tujuan finansial tertentu lewat menabung maka ini bisa jadi solusi yang tepat. Pisahkan tabunganmu ke beberapa rekening sehingga ada lebih banyak uang yang bisa kamu kumpulkan.
Membuat rekening tabungan terpisah juga akan mempermudah kamu mencapai tujuan finansial. Artinya kamu tidak akan menyalahgunakan isi rekening ini untuk kebutuhan lain. Jadi semua tujuan finansialmu bisa lebih mudah tercapai satu per satu.
Pastikan untuk tetap membuat anggaran bulanan secara rinci agar arisan dan menabung bisa berjalan secara seimbang, ya. Kamu juga bisa memanfaatkan beragam fitur dari digibank by DBS agar menabung dan arisan bisa berjalan seimbang tanpa merusak cash flow.
Misalnya saja kamu bisa menggunakan Tabungan Maxi dari digibank by DBS untuk menabung di 20 dompet secara efektif. Lalu untuk keperluan arisan, kamu bisa menggunakan layanan transfer antar rekening gratis tanpa kuota pakai BI-Fast. Coba deh bayangin kalau transfer uang arisannya harus ke banyak anggota yang berbeda banknya? Dengan transfer gratis tentu ada banyak biaya admin yang bisa kamu hemat. Selain itu, limit transaksi transfernya bisa sampai Rp250 juta per transaksi per hari dan dapat dilakukan 24/7 melalui 1 Aplikasi digibank
Nah, jangan ragu untuk menggunakan layanan transfer uang dan fitur menarik lainnya dari digibank by DBS. Kamu bisa menabung secara mudah dan mendukunng berbagai transaksimu seperti membayar uang arisan lebih hemat dan tanpa perlu ribet. Klik di sini untuk akses informasi lebih lengkap.
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,
Pesatnya perkembangan teknologi dan semakin mudahnya akses internet telah menjadikan transaksi digital sebagai pilihan utama masyarakat. Di tengah tren ini, istilah "pinjol" (pinjaman online) dan "paylater" semakin sering didengar. Namun, apakah paylater dapat dianggap sebagai bagian dari kategori pinjol? Untuk lebih memahami perbedaan antara paylater dan pinjol, mari kita telusuri lebih dalam melalui ulasan di artikel berikut ini.
Pertimbangkan Suku Bunga
Selalu perhatikan suku bunga yang dikenakan pada pinjaman. Jika suku bunga sangat tinggi, pertimbangkan alternatif lain, seperti pinjaman dari bank atau koperasi.
Jangan Pinjam untuk Membayar Pinjaman Lain
Hindari jebakan untuk mengambil pinjaman baru untuk membayar pinjaman yang ada. Ini hanya akan membuat masalah keuangan semakin buruk.
Selalu bayar tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Terlambat membayar akan mengakibatkan biaya keterlambatan dan dapat merusak skor kredit.
Aturan tentang pinjol dan paylater
Peraturan menjadi elemen krusial guna menjaga keamanan konsumen. Pinjol, yang sering disebut sebagai Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI), tunduk pada regulasi yang diberlakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Regulasi ini merujuk kepada Peraturan OJK (POJK) Nomor 10/POJK.05/20221, yang mengindikasikan bahwa pinjol harus memenuhi standar khusus yang ditetapkan oleh penyelenggara layanan tersebut.
Sementara untuk aplikasi paylater memiliki potensi untuk mempermudah transaksi. Meski begitu, penggunaan paylater yang tidak bijak juga menimbulkan risiko tertentu, terutama jika mereka tidak diawasi oleh otoritas atau lembaga keuangan yang memadai. Namun, kamu tak perlu khawatir karena beberapa aplikasi paylater yang sudah beredar telah resmi terdaftar OJK.
Paylater adalah perusahaan yang beroperasi serupa dengan dengan fintech peer-to-peer (P2P) lending atau yang populer dengan sebutan pinjaman online (pinjol). Namun, sebenarnya keduanya memiliki perbedaan yang jelas.
Perusahaan fintech adalah entitas yang menyediakan layanan transaksi keuangan dengan memanfaatkan teknologi canggih, dan salah satu layanan yang mereka tawarkan adalah sistem pinjaman online.
Sementara itu, perusahaan yang mengadopsi model paylater tidak selalu merupakan perusahaan fintech. Sebagian besar penyedia layanan paylater adalah e-commerce acapkali berkolaborasi dengan perusahaan fintech atau lembaga perbankan sebagai penyedia sumber dana pinjaman.
Pihak yang terlibat
Dalam sistem belanja sekarang bayar nanti, pihak yang terlibat pada transaksi adalah pengguna jasa, penyedia dana dan e commerce. Sedangkan untuk pinjol yang terlibat hanya dua pihak, yaitu penyedia dana dan peminjam saja.
Paylater biasanya disediakan oleh e-commerce atau platform belanja untuk mempermudah pelanggan dalam menangguhkan pembayaran atas pembelian tertentu. Contohnya, saat ingin membeli barang atau tiket perjalanan, pelanggan dapat memilih opsi paylater untuk menunda pembayaran hingga tanggal jatuh tempo.
Sedangkan pinjol adalah lembaga pembiayaan yang bukan bank dan dapat diakses secara online melalui berbagai aplikasi. Tidak seperti paylater yang biasanya terintegrasi dengan e-commerce, aplikasi pinjol dapat diakses secara independen. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk meminjam uang tanpa harus bertransaksi di platform belanja.
Keamanan menjadi faktor utama dalam memilih layanan keuangan. Paylater seringkali dianggap aman karena dikelola oleh lembaga pembiayaan terpercaya, seperti bank atau multifinance.
Sebaliknya, meskipun beberapa pinjol terdaftar dan diawasi oleh OJK, masih ada banyak pinjol ilegal yang sulit diawasi, menghadirkan risiko bagi pengguna.
Baik paylater maupun pinjol menerapkan tingkat bunga yang bervariasi tergantung pada penyedia layanannya. Jadi, penting buat kamu untuk membandingkan dan memilih yang menawarkan bunga rendah supaya cicilan tidak berat apabila terjadi keterlambatan.
Arisan Bukan Menabung
Konsep yang diterapkan dalam arisan dengan menabung sebenarnya berbeda. Meskipun pada dasarnya kedua hal ini dilakukan dengan menyetorkan uang secara rutin. Dalam sistem arisan, kamu akan menyetorkan uang sedikit demi sedikit dalam waktu tertentu. Nominal uang yang disetorkan juga bervariasi tergantung kesepakatan pada kelompok arisan tersebut. Nantinya ada waktu dimana akan ditentukan siapa pemenang arisan.
Pemenang arisan akan mendapatkan uang yang sudah disetorkan oleh para anggota dalam periode waktu tersebut. Pada akhirnya sistem arisan ini lebih mirip membayar kredit tanpa bunga daripada menabung.
Ada banyak hal yang akan membuat uang arisan tersebut berkurang. Misalnya, saat kamu menang arisan, maka uang tersebut akan kamu pakai untuk menggelar arisan di waktu berikutnya. Manfaat yang didapat dari uang arisan tersebut terasa kurang optimal.
Intinya, pada uang arisan tersebut ada bujet yang harus dialokasikan untuk hal lain. Misalnya saja untuk menggelar arisan, membeli makanan untuk para anggota arisan, dan biasanya juga ada biaya admin. Hal-hal seperti ini yang membuat uang arisanmu jadi berkurang dan hasilnya tidak optimal seperti menabung.
Selain itu uang arisan tidak bisa kamu manfaatkan sewaktu-waktu saat dibutuhkan. Berbeda dengan tabungan yang lebih fleksibel untuk kamu pakai. Jika kamu ikut arisan, maka kamu harus menunggu waktu yang tepat sampai dinyatakan menang arisan baru bisa pakai uang tersebut.
Risiko dan Manfaat Arisan
Meskipun arisan tidak bisa disamakan dengan menabung, namun aktivitas ini juga memiliki beberapa manfaat. Misalnya mengajarkan lebih teratur mengalokasikan keuangan. Arisan juga bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu jika kamu memang memanfaatkannya secara bijak.
Manfaat yang lebih terasa adalah arisan juga bisa jadi ajang untuk bersosialisasi dengan teman-teman atau menambah networking. Melalui arisan kamu bisa tetap terhubung dengan teman-temanmu meskipun di tengah aktivitas yang padat. Hal ini bisa saja membuat kamu merasa lebih bahagia dan puas sehingga arisan dianggap sebagai sebuah kebutuhan penting.
Namun ada juga risiko yang harus kamu waspadai jika bergabung dengan sebuah program arisan. Risiko yang pertama adalah setoran macet. Dalam sebuah sistem arisan, hal seperti ini sangat mungkin terjadi. Bisa saja ada satu atau beberapa anggota yang tidak melakukan setoran secara rutin alias macet. Siapa yang punya pengalaman seperti ini?
Risiko lain yang bisa terjadi adalah pengelola arisan tidak bertanggung jawab. Ini biasanya terjadi jika kamu bergabung dalam program arisan bersama orang-orang yang kurang dekat dan lingkupnya cukup besar. Bisa saja pihak pengelola membawa kabur uang arisanmu dan anggota lain. Jadi faktor keamanannya tentu perlu dipertimbangkan
Selain itu uang arisan juga tidak bisa kamu andalkan sewaktu-waktu. Sulit untuk mengandalkan uang arisan di waktu tertentu. Nantinya kamu harus tetap menunggu giliran sampai bisa menang arisan dan mendapatkan uangmu.
Pahami Syarat dan Ketentuan
Sebelum menggunakannya, baca dengan teliti syarat dan ketentuan dari layanan Paylater dan Pinjol yang kamu pilih. Pastikan kamu memahami suku bunga, biaya tambahan, tanggal jatuh tempo, dan aturan lainnya.
● Batasi Jumlah Arisan
Sebaiknya jangan mengikuti semua jenis arisan yang ada di sekitarmu. Jika kamu punya lingkup pergaulan yang cukup luas mungkin kamu akan menemukan banyak kelompok arisan. Pilih saja beberapa jenis arisan yang memang kamu anggap penting dan anggotanya bisa dipercaya.
Selain itu sesuaikan juga jumlah arisan dengan bujet yang kamu miliki. Pilih jenis arisan yang jumlah setorannya sesuai dengan bujetmu. Metode setorannya juga harus diperhatikan, apakah harus setor langsung atau tidak.
Mungkin akan lebih praktis jika kamu bisa ikut kelompok arisan jarak jauh. Jadi uang setoran bisa kamu transfer tanpa perlu berkumpul secara langsung. Apalagi sekarang sistem transfer uang sudah semakin praktis dan canggih, tidak perlu lagi memakai banyak bujet untuk berkumpul saat arisan.